Ada beberapa pendapat tentang perlu atau tidaknya reward dan punishment. Ada yang bilang reward dan punishment itu cenderung membuat anak jadi 'berpamrih' mengharapkan upah untuk sesuatu yang memang sudah seharusnya dia kerjakan.
Saya juga setengah setuju dengan pendapat seperti itu, tapi hanya setengah. Saya sangat yakin untuk usia Titan, reward dan punishment itu masih perlu, karena ia masih pada taraf belajar. Tentu saja itu hanya diterapkan untuk hal-hal yang besar. Saya tidak akan memberikan dia hadiah untuk membujuk dia makan, merapikan mainan, berangkat sekolah, belajar, atau tugas lain yang sifatnya rutin. Tapi, untuk hal-hal besar yang perlu komitmen besar, saya masih terapkan reward. Bagaimana dengan punishment? Tentu saja saya terapkan juga, jikaada hal yang dia langgar pada siang hari, maka malam hari dia akan kehilangan hak menonton tv. Dan dia sangat sebal kalau nggak bisa nonton nickjr. Untuk hal yang berupa komitmen besar, punishmentnya adalah dia tidak dapat rewardnya.
Saya termasuk yang masih menerapkan ini untuk memotivasi putra saya terutama untuk hal-hal besar yang baru pertama ia lakukan atau komitmen besar yang harus ia lakukan.
Pertama kali menerapkan ini, adalah ketika Titan mau khitan. Saya menjanjikan hadiah besar setelah Titan khitan. Saat itu usianya 6 tahun. Saya tahu ketakutannya dengan jarum suntik, jadi untuk membujuknya tentu nggak mudah. Perlu cukup perjuangan untuk meyakinkan dia bahwa khitan itu wajib bagi semua anak laki-laki muslim dan bahwa akan lebih mudah dia dikhitan saat masih kecil ketimbang menunggu dia lebih besar. Untuk tambahan amunisi membujuk dia khitan, saya janjikan Lego set, nggak satu malah 3 set (saya berhasil dapat harga miring untuk ketiganya dengan budget yang sudah saya tentukan). Akhirnya memang Lego ini ampuh menghentikan tangisnya sesaat setelah selesai khitan.
Kedua kali menerapkan ini adalah ketika saya mengajaknya belajar puasa pertama kali, tepat setelah khitan. Titan yang suka makan tentu saja keberatan disuruh puasa. Tapi setelah dijelaskan bahwa puasa itu wajib, dia paham juga. Terlebih saya hanya memintanya puasa dengan pakai break tengah hari plus uang sebesar 25 ribu per hari puasa. Uang itu akan saya belikan lego set di akhir Ramadhan. Ketika itu Titan puasa sampai jam 12 siang, kemudian break makan siang, minum, minum susu sampai jam 1 siang dan lanjut puasa sampai petang. Alhamdulillah, semuanya bisa dilakukan nyaris tanpa masalah. Satu kali saya memintanya buka puasa karena dia muntah masuk angin. Seharian dia bolak balik nanya apa hadiahnya akan berkurang. Saya bilang kamu muntah karena sakit, jadi hadiahnya tidak berkurang. Dan menjelang ramadhan berakhir saya memesan 1 set Lego sebagai hadiah yang boleh dia buka di malam takbiran (akhirnya nombok juga karena lebih mahal dari uang rewardnya hahaha). Puas rasanya melihat ekspresinya yang bangga karena mampu menunaikan puasa selama satu bulan. Alhamdulillah.
Tahun ini tahun kedua Titan puasa. Saya memintanya puasa sehari penuh. Tadinya dia keberatan mengingat napsu makannya yang sedang luar biasa. Akhirnya kami berbicara mengenai puasa, kenapa harus puasa, dan apa manfaat puasa. Alhamdulillah dia paham. Saya sampaikan saya akan memberinya hadiah jalan-jalan (dia senang sekali waktu tahu ke mana destinasinya) dan uang saku jalan-jalan. Uang saku tersebut diberikan jika: raportnya bagus, puasanya bagus, hafal 10 surat di juz 30 untuk jatah kelas 2, dan menuntaskan Ummi 2 selama liburan. Untuk keempat hal itu, jika salah satu gugur maka akan berkurang 25%. Uang saku tersebut boleh dia belikan apa saja (lagi-lagi dia mengincar Lego). Untuk raport, saya nggak minta dia mendapat nilai sempurna untuk semua pelajaran, tapi saya minta lakukan usaha terbaik, belajar teliti, dan mengerjakan tugas dengan tenang. Yang saya sampaikan adalah, jika kamu persiapkan dengan baik hasilnya akan baik. Untuk puasa saya nggak minta dia puasa sebulan penuh. Namun, dia harus belajar untuk melakukan semampunya. Ada satu hari, Titan minta minum setelah Jum'atan dan berjanji hanya minum satu gelas kemudian lanjut puasa, saya kabulkan dan dia tepati janjinya.
Alhamdulillah, sekarang sudah menjelang pertengahan Ramadhan. Dua tantangan bisa dijalankan, raportnya bagus. Menurut gurunya saat mengerjakan ulangan Titan melakukan dengan tenang dan teliti sehingga hasilnya baik. Alhamdulillah, I'm so proud of you, son. Puasa bisa dia jalankan tanpa banyak rewel. Sekali-sekali bilang haus atau lapar sih paling saya godain. Masih 2 lagi yang sedang dikejar. Ada banyak perdebatan tentang apakah harus baca juz amma sekarang atau nanti aja atau tawar-tawaran boleh nggak hari ini baca ummi saja.
Saya sangat paham kalau dalam mendidik dan membesarkan anak tidak ada pakem yang benar atau salah. Cara mendidik setiap keluarga tentu saja berbeda dengan keluarga lain. Untuk saya, inilah yang saya lakukan. Apakah hasilnya baik atau tidak, juga saya belum tahu karena kami berdua masih sama-sama menjalaninya. Saya hanya yakin, apapun yang kita ajarkan itulah yang akan ia lakukan. Yang pasti saya sampaikan, ketika sudah lebih besar tidak ada lagi reward seperti ini, karena shalat dan puasa itu wajib, karena belajar dan baca Qur'an itu juga wajib. Mungkin saya harus mencari tantangan lain untuknya jika dia menginginkan sesuatu.