Naik kelas itu merepotkan!!
Hahahaha kalimat itu terlontar ketika Titan saya ajak ke toko buku membeli perlengkapan sekolahnya.
Titan naik level 2 dengan nilai yang Alhamdulillah, melebihi rata-rata kelasnya yang juga tinggi. Sebenarnya untuk saya sendiri, nilai itu bukan hal terpenting. Hal terpenting yang selalu sampaikan ke Titan adalah berbuatlah yang terbaik, sebaik yang kamu bisa. Because I know that you are smart and creative. Kalau kamu sudah lakukan yang terbaik, hasil baik insha Allah diperoleh.
Sebenarnya kenapa sih repot (kalau kata Titan)? Menurut dia merepotkan sangat karena harus mencari sampul plastik siap pakai dan sampul plastik gulungan, krayon dengan katagori yang sudah ditentukan (merek dan isinya), alat tulis jenis tertentu serta printilan lainnya. Tapi, sebenarnya, repotnya adalah karena Titan selalu punya pilihan sendiri (dia lebih suka pakai pensil warna ketimbang krayon, suka penggaris yang logam ketimbang yang plastik, dll...). Kenapa sih harus sama? Supaya nggak iri2an dan nggak jadi ajang pamer. Yang penting kan fungsional.
Titan sekolah di SDIT yang sudah memiliki sistem yang terorganisir. Setiap awal tahun ajaran baru, seluruh orang tua akan mendapat edaran mengenai apa saja yang harus disiapkan, list buku paket (boleh dibeli di sekolah atau di toko buku), ATK (krayon isi sekian, pensil, penghapus, penggaris 30cm, dll), buku tulis (dibeli di sekolah) yang sudah dilabel nama dan ditempel potongan kertas origami dengan warna sesuai mata pelajaran di bagian punggung buku), sampai sandal jepit (warnanya sama untuk masing-masing level, jadi di masjid saat shalat akan ada 5 warna sandal jepit untuk 5 level, level 1 shalat di kelas masing-masing), juga pakaian ganti lengkap sampai pakaian dalam.
Merepotkan? Tentu saja buat orang tua seperti saya yang selain single juga harus bekerja purna waktu. Tetapi, alhamdulillah, ini salah satu yang saya suka di sekolah ini adalah komunikasi antarorang tua siswa yang intens, Begitu tahu kelas anaknya yang mana (setiap kenaikan kelas, siswa akan diacak lagi sehingga temannya selalu berubah), beberapa bunda langsung berinisiatif membentuk grup WA kelas (biasanya volunteer menjadi kordinator kelas) dan memasukkan nomor2 bunda-bunda yang anaknya ada di kelas tersebut. Seluruh pengumuman, kegiatan, tugas, pembagian jatah tugas menyediakan makanan sehat setiap minggu untuk anak-anak kelas, serta apapun yang terjadi di sekolah termasuk kalau ada anak yang sakit, ketinggalan bekal, atau belum dijemput, akan dipublish di sini. Begitu cepat informasi tersampaikan, sehingga sesama orang tua bisa saling bantu dan saling pantau. Tentu saja tidak ketinggalan foto kejadian di sekolah selama kegiatan belajar belum mulai juga diposting di grup (biasanya kalau ada yang lucu-lucu ketika pagi2 anak-anak baru datang). Pun, ketika kami kesulitan mencari sandal jepit warna kuning (kami dapatnya sandal oranye yang seharusnya untuk level lain), ada bunda yang menawarkan untuk mencarikan karena kebetulan tahu tempat yang bisa menyediakannya
Lebih seru lagi, WAG level 1 yang lalu (mantan kelasnya Titan) nggak mau dibubarkan. Jadi, walau sudah terpencar-pencar di kelas lain, tetap saja informasi di grup ini lebih cepat. Juga saling membantunya tetap seru. Hari ini saya angkat 2 jempol saya buat bunda yang dulu jadi korlas kami yang menawarkan bantuan untuk satu bunda lain yang kebetulan sedang tugas di luar kota sehingga sama sekali belum menyiapkan buku tulis (belum disampul dan diberi label nama dan warna). Bantuan ini sederhana, tapi luar biasa. Bukan hanya itu, di hari pertama masuk sekolah, bunda korlas ini membantu anak-anak mencari kelasnya plus menginformasikan pembagian kelas teresebut via WAG untuk kami ibu2 yang nggak bisa hadir di sekolah. Keren, kan...
Di sekolah ini anak-anak mencari kelas juga wali kelas dan asisten wali kelas sendiri berdasarkan petunjuk (seperti permainan) dari para guru. Titan bilang seru banget pas cari kelas, walau bingung tapi asik katanya.
Komunikasi yang aktif ini bukan hanya dengan orang tua, tapi juga dengan para guru. Sehingga orang tua akan cepat tahu jika ada peristiwa apapun di sekolah. Dengan adanya korlas, kordinator level, wali kelas dan asisten walas kerepotan para ibu seperti saya ini sebenarnya banyak berkurang, selama rajin berkomunikasi maka kerepotan-kerepotan begini akan banyak berkurang.
Jadi, Tan, ini gak repot. Yang lebih repot adalah jika nggak naik kelas :) :) :)....
Wednesday, 27 July 2016
Thursday, 14 July 2016
Bandung juga punya Bird Park
Namanya Bird and Bromelia Pavilion. Lokasinya di Pramestha Resort Town, Dago Giri Bandung.
Saya menemukan tempat itu juga tanpa rencana, gara-gara janjian dengan beberapa teman tapi sampai hari H nggak ada kepastian. Akhirnya, pagi-pagi kami keluar dari hotel dengan tujuan muter-muter, siapa tahu sampai juga ke Tahura (pengen juga sampe ke Tebing Keraton).
Di persimpangan antara Taman Hutan Raya dan Maribaya, Titan tiba-tiba usul untuk melihat bird park yang katanya merupakan tempat wisata baru di Bandung. Jadilah saya berputar balik dan menuju jalan menanjak yang ampun-ampunan itu. Beberapa kali saya berhenti untuk bertanya arah. Setelah sekitar 15 menit nyetir di jalan yang super nanjak, akhirnya kami sampai juga.
Memasuki area Bird Pavilion kami disambut jalanan yang dipagari tumbuhan di kiri kanannya. Kami tiba sekitar jam 09 pagi. Para staf sedang bersiap membersihkan area. Setibanya di area parkir kami langsung masuk melalui restoran (ada 2: Day and Nite Eatery and Grocery serta Buffy Drink and Fun) dan menuju ticketing office. Harga tiketnya nggak terlalu mahal, untuk weekend 50K, untuk weekday 35K per orang. Tiket yang berbentuk gelang ini bisa ditukarkan dengan sebotol air mineral pada saat keluar area nanti.
Memasuki area Bird Pavilion kami bertemu dengan beberapa Macaw dan seekor Kakaktua putih bernama Metta yang bertengger di atas tiang. Titan sempat berfoto dengan si Meta walau sambil meringis takut dipatuk.
Menurut salah seorang staf di sana, di Bird Pavilion terdapat sekitar 500 jenis burung. Mulai dari merpati, bebek, angsa, macaw, aneka jenis kakaktua dan betet, serta kalkun, merak, dan burung hantu.
Selain burung, di sini juga terdapat hamparan taman bromelia.
Aktivitas yang bisa dilakukan di sini selain mengamati burung, juga bisa memberi makan burung. Makanan untuk burung bisa dibeli di tempat pembelian tiket. Kami juga ikut memberi makan Merpati Raja di lapangan kecil sebelah kandang kelinci. Asik juga.
Bird and Bromelia Pavillion memang belum sebesar dan selengkap Bali Bird Park. Jenis aktivitasnya pun belum seberagam di BBP. Namun, untuk anak-anak yang suka melihat aneka jenis burung dan juga untuk mengenalkan aneka jenis burung di lingkungan yang mirip aslinya, tempat ini layak didatangi koq.
Saya menemukan tempat itu juga tanpa rencana, gara-gara janjian dengan beberapa teman tapi sampai hari H nggak ada kepastian. Akhirnya, pagi-pagi kami keluar dari hotel dengan tujuan muter-muter, siapa tahu sampai juga ke Tahura (pengen juga sampe ke Tebing Keraton).
Di persimpangan antara Taman Hutan Raya dan Maribaya, Titan tiba-tiba usul untuk melihat bird park yang katanya merupakan tempat wisata baru di Bandung. Jadilah saya berputar balik dan menuju jalan menanjak yang ampun-ampunan itu. Beberapa kali saya berhenti untuk bertanya arah. Setelah sekitar 15 menit nyetir di jalan yang super nanjak, akhirnya kami sampai juga.
Memasuki area Bird Pavilion kami disambut jalanan yang dipagari tumbuhan di kiri kanannya. Kami tiba sekitar jam 09 pagi. Para staf sedang bersiap membersihkan area. Setibanya di area parkir kami langsung masuk melalui restoran (ada 2: Day and Nite Eatery and Grocery serta Buffy Drink and Fun) dan menuju ticketing office. Harga tiketnya nggak terlalu mahal, untuk weekend 50K, untuk weekday 35K per orang. Tiket yang berbentuk gelang ini bisa ditukarkan dengan sebotol air mineral pada saat keluar area nanti.
Menurut salah seorang staf di sana, di Bird Pavilion terdapat sekitar 500 jenis burung. Mulai dari merpati, bebek, angsa, macaw, aneka jenis kakaktua dan betet, serta kalkun, merak, dan burung hantu.
Aktivitas yang bisa dilakukan di sini selain mengamati burung, juga bisa memberi makan burung. Makanan untuk burung bisa dibeli di tempat pembelian tiket. Kami juga ikut memberi makan Merpati Raja di lapangan kecil sebelah kandang kelinci. Asik juga.
Subscribe to:
Posts (Atom)