Hmm...tadinya sih saya agak nyolot juga kalau sering-sering ditanya atau dikomentarin begitu. Terlebih sekarang saat saya lebih banyak hanya berdua saja dengan putra kesayangan.
Ada banyak alasan yang membuat saya bekerja. Alasan pertama tentu karena kebutuhan hidup. Saya bekerja untuk mendapatkan penghasilan, pastinya. Bagaimanapun saya punya mimpi yang hanya bisa dipenuhi kalau saya punya uang. Terlebih status saya sekarang yang membuat saya memegang tanggung jawab sebagai tulang punggung keluarga. Biaya sekolah anak sama keinginan jalan-jalan nggak bisa nunggu menang undian SDSB, kan?
Alasan kedua, tentu saya perlu aktualisasi diri. Saya bekerja untuk mengekspresikan diri saya, mengasah dan menambah kemampuan dan kompetensi saya. Senangnya adalah karena apa yang saya kerjakan merupakan apa yang saya suka. Apalagi ketika pekerjaan yang saya lakukan mendapatkan apresiasi yang baik dari orang lain atau atasan (menyenangkan juga kalau selain pujian dapat bonus hahahaha). Untuk saya, ini seperti belajar yang dibayar. Puas rasanya kalau apa yang saya kerjakan bisa membantu atau memudahkan orang lain.
Alasan ketiga, dan ini yang paling penting setelah putra saya lahir: saya kerja karena cinta. Betul, kecintaan saya yang luar biasa pada putera saya mendorong saya melakukan apapun yang saya mampu untuk memastikan kehidupannya kelak akan jauh lebih baik dibandingkan dengan ibunya. Melalui kerja adalah salah satu cara menunjukkan kecintaan saya terhadap putra saya.
Untuk saya, kerja adalah cinta. Kerja dengan hati dan dengan hati-hati, adalah kerja sepenuh cinta. Kecintaan saya terhadap apa yang saya kerjakan mendorong saya untuk melakukan sebaik dan semampu yang saya bisa. Kecintaan saya terhadap diri saya sendiri dan kehidupan mendorong saya untuk bekerja dengan sepenuh hati, membuktikan bahwa saya memang layak ada di sini.
Saya selalu yakin bahwa, seperti kata Kahlil Gibran, kerja adalah cinta yang mengejewantah. Kerja dengan cinta (bukan cintanya kang Ridwan Kamil, itu mah beda lagi) adalah salah satu bukti kecintaan kita terhadap kehidupan dan Sang Pemberi Hidup.
I just love what I do and I do what I love. Komen nyinyir dari orang lain? Nggak usah didengerin, toh mereka belum tentu ada saat saya sulit.
Kerja adalah cinta yang mengejewantah.
Dan jika kau tiada sanggup bekerja dengan cinta, hanya dengan enggan, maka lebih baiklah jika engkau meninggalkannya.
Lalu mengambil tempat di depan gapura kuil, meminta sedekah dari mereka yang bekerja dengan sukacita.
Sebab bila engkau memasak roti dengan rasa tertekan, maka pahitlah jadiya dan setengah mengenyangkan.
Bilamana engkau menggerutu ketika memeras anggur, gerutu itu meracuni air anggur.
Dan walaupun engkau bernyanyi dengan suara bidadari, namun hatimu tiada menyukainya.
Maka tertutuplah telinga manusia dari segala bunyi-bunyian siang dan suara malam hari...
Sang Nabi~Kahlil Gibran