Pernah mengalami satu hari yang rasanya semuanya salah? Saya baru saja mengalaminya. Enggak semuanya salah, tapi sebagian besar yang terjadi hari itu jadi salah.
Dimulai pagi-pagi. Sudah terlambat untuk mandi, karena Titan yang hari ini libur sulit sekali dibangunkan. Begitu mau mandi baru sadar kalau kunci rumah tertinggal di mobil (saya baru nyadar saat akan menyalakan pompa pendorong di luar). Stupid bener mengingat kunci yang saya pegang enggak lengkap, hanya kunci kamar dan pagar, tanpa kunci pintu utama. Saya baru ingat semalam yang membuka dan menutup pintu si emba jadi kunci tidak saya ambil dari mobil. Buru-buru saya lari menuju pintu belakang, untunglah kunci pintu yang menuju garasi ada di situ. Terpaksa saya memutar untuk mengambil kunci.
Berangkat kantor terburu-buru karena baru ingat uang cash sudah mepet, bensin sudah mepet, dan Titan mau sarapan bubur!!! Hasilnya, saya ngebut ke pom bensin, lari ke atm ambil uang baru isi bensin, dan cari tukang bubur. Solved, tapi napsu makan saya sudah lenyap entah ke mana. Si bubur pun saya singkirkan.
Masalah belum selesai, pagi-pagi saya mendapati ada beberapa kesalahan fatal yang disebabkan kekurangtelitian koreksi anak-anak. Sebenarnya itu sudah diingatkan dan sudah diberi catatan sebelum semua kusetujui, tapi ternyata itu enggak dilakukan sehingga kesalahan bodoh itu terjadi. Sialnya lagi, baru ketahuan saat sudah berjalan jauh. I have to take all the blame. Mau marah? Bukan hanya marah, rasanya mau meledak tapi masih coba ditahan. Kami masih punya pekerjaan besar sampai akhir minggu ini. Hang on!!
Saat lagi rusuh begitu, ada satu mitra kerja yang ternyata punya urusan dengan bank dan entah bagaimana ceritanya si debt kolektor menelepon ke kantor. Awalnya dihandle adm, namun karena sang penagih ngotot, aku bantu jawab telp. Hasilnya, pagi-pagi saya kebagian dibentak-bentak debt collector. Astagfirullah... kenapa sih pagi ini?
Belum selesai masalah itu, datang lagi masalah lain. Ada beda persepsi antara Permen yang kita gunakan sebagai acuan dengan referensi Permen lainnya. Bedanya hanya satu huruf tapi maknanya bisa beda jauh. Dan, hasil kerja berhari-hari itu terpaksa dikoreksi lagi. Hanya 3 halaman yang memuat kata itu, tapi seluruh pekerjaan terkait terpaksa dihentikan dulu. Gimana sih orang nyusun Permen yang digunakan oleh banyak pihak koq bisa salah? Arrrrggghhh...
Hingga sore mood saya benar-benar rusak. Rasanya hari ini semesta berseberangan denganku. Semua terasa memusuhiku. Pengen rasannya hari ini melarikan diri dari sini, lenyap saja ke dalam bumi. Terasa sekali, aku sendiri! I feel like wake up at the wrong side of the bed.
Thursday, 27 April 2017
Saturday, 8 April 2017
Sail away, Rani! Sail away!
Bahtera sudah siap untuk berlayar, layar yang dulu terkoyak pun telah kembali terkembang. Yang harus kulakukan adalah mengatur arah perjalanan menuju pulau harapan, karena aku tidak mungkin mengubah arah angin. Dan aku tidak mungkin menggulung kembali layar yang sudah terkembang.
Mungkin yang akan kuhadapi adalah laut tenang dengan keindahan matahari saat terbit dan tenggelam. Mungkin juga yang akan kuhadapi adalah laut ganas yang menelan apa pun yang ada di permukaannya. Bagaimana pun, itu semua harus kuhadapi. Koyakan di layarku akan mengingatkanku bahwa aku pernah sanggup menerpa badai, walau ia menorehkan bekas luka yang cukup dalam.
Aku tahu ini sama sekali tak akan mudah, tak ada seorangpun yang pernah mengajari aku berlayar. Tak ada seorang pun yang pernah mengajari aku memperbaiki layar yang koyak. Tapi, aku tahu bahwa akan selalu ada bintang yang menuntun arah bahtera. Akan selalu ada purnama yang menerangi di gelap malam. Akan selalu ada mentari yang mengingatkanku bahwa pagi akan datang. Dan aku tahu bahwa Tuhan akan selalu ada, menuntunku kala aku kehilangan asa.
Dan saatnya tiba, bahtera dengan layar yang sempat terkoyak akan kembali membelah samudera. Samudera baru yang penuh dengan segala kemungkinan. Jadilah pelaut yang tangguh, Rani! Jangan pernah menggulung kembali layar yang sudah terkembang! Jangan takutkan badai yang mungkin akan terjadi, karena seorang pelaut yang tangguh tidak akan pernah terlahir dari laut yang tenang!
Life is either a great adventure or nothing. Hello adventure, hello new beginning!!
Monday, 3 April 2017
Hujan sore ini
Memandangi hujan dari balik jendela ruang kantor sore ini koq rasanya mengharu biru. Seakan ada perasaan yang ikut terbawa sama derasnya curahan hujan di luar sana.
Melihat tarian daun yang ditimpa derai hujan yang diiringi desau sang angin seakan membuat hatiku ikut berdesir ... melenting...mengayun.
Ada rindu yang membuat haru.
Ada sakit yang menggigit.
Ada lara yang melanda.
Ah, betapa kuharap hujan membawa pergi resahku.
Betapa kuharap hujan membasuh pedihku.
Dan betapa kuharap hujan akan membawakan pelangi untukku.
Subscribe to:
Posts (Atom)