Saturday, 8 April 2017

Sail away, Rani! Sail away!

Bahtera sudah siap untuk berlayar, layar yang dulu terkoyak pun telah kembali terkembang. Yang harus kulakukan adalah mengatur arah perjalanan menuju pulau harapan, karena aku tidak mungkin mengubah arah angin. Dan aku tidak mungkin menggulung kembali layar yang sudah terkembang.

Mungkin yang akan kuhadapi adalah laut tenang dengan keindahan matahari saat terbit dan tenggelam. Mungkin juga yang akan kuhadapi adalah laut ganas yang menelan apa pun yang ada di permukaannya. Bagaimana pun, itu semua harus kuhadapi. Koyakan di layarku akan mengingatkanku bahwa aku pernah sanggup menerpa badai, walau ia menorehkan bekas luka yang cukup dalam.

Aku tahu ini sama sekali tak akan mudah, tak ada seorangpun yang pernah mengajari aku berlayar. Tak ada seorang pun yang pernah mengajari aku memperbaiki layar yang koyak. Tapi, aku tahu bahwa akan selalu ada bintang yang menuntun arah bahtera. Akan selalu ada purnama yang menerangi di gelap malam. Akan selalu ada mentari yang mengingatkanku bahwa pagi akan datang. Dan aku tahu bahwa Tuhan akan selalu ada, menuntunku kala aku kehilangan asa.

Dan saatnya tiba, bahtera dengan layar yang sempat terkoyak akan kembali membelah samudera. Samudera baru yang penuh dengan segala kemungkinan. Jadilah pelaut yang tangguh, Rani! Jangan pernah menggulung kembali layar yang sudah terkembang! Jangan takutkan badai yang mungkin akan terjadi, karena seorang pelaut yang tangguh tidak akan pernah terlahir dari laut yang tenang!

Life is either a great adventure or nothing. Hello adventure, hello new beginning!!

No comments:

Post a Comment