Friday, 15 September 2017

Sejuta Rasa Kopi Indonesia

Sejak dulu saya kalau ada kesempatan untuk travelling pasti saya menjajal kuliner yang khas di wilayah itu, termasuk kopinya. Dalam banyak kesempatan, saya senang sekali menikmati minum kopi di warung kopi tradisional. Tempat menikmatinya tentu bukan di cafe yang full ac dengan penyajian yang menawan. Warung kopi ini relatif sederhana dan menyajikan kopi dengan cara yang sangat tradisional, dan tentu saja harganya sangat murah.

Dari yang saya lihat ada sedikit kesamaan dari cara menyeduh kopi di warung-warung ini, hampir semuanya menggunakan saringan kain.  Bedanya ada ukuran yang kecil seperti yang saya temui di Kisaran dan Siantar. Ada juga yang menggunakan saringan berukuran besar seperti yang saya lihat di Aceh.

Dari hasil jalan-jalan itulah saya jadi tahu bahwa kopi Indonesia ini banyak banget ragamnya juga cita rasanya. Cara menyeduh dan cara menikmatinya juga beda. Pun penganan kecil teman menyeruput kopinya juga berbeda-beda.

Di Makassar saya diajak minum kopi di warung kopi yang namanya KopiZone. Di sana saya pesan kopi susu. Kopi yang disajikan adalah kopi toraja. Rasanya? Tentu saja enak banget. Cita rasa kopi toraja yang kuat dipadu dengan creamer dalam bentuk susu evaporated omela itu membuat kopi susu yang disajikan jadi enggak terlalu manis. Buat saya yang lebih suka kopi pahit, ini enak banget.

Di Pontianak saya menikmati segelas kopi hitam. Sayang saya dulu enggak tanya ini kopinya apa. Warung kopi di Pontianak berjejer di sepanjang Jl. Gajahmada. Ada banyak pilihan di sini. Kopi di Pontianak biasa dinikmati dengan sepotong pisang goreng pontianak atau seiris kue bingka.

Di Aceh, saya menikmati kopi susu yang disebut sanger di sebuah warung kopi (saya lupa namanya). Kopi yang disajikan tentu saja aceh gayo. Enaknya jangan ditanya. Yang paling saya suka dari kedai kopi di Aceh adalah atraksi pembuatan kopi tarik khas Aceh. Saya dan Titan sangat menikmati atraksi ini. Segelas sanger lengkap dengan beberapa potong timphan menjadi penutup yang nikmat di hari yang melelahkan.





Di Belitung saya menikmati kopi di Warung Kopi Kong Djie. Warung kopinya kecil dan sederhana. Saat itu saya beruntung karena datang menjelang senja dan empunya tidak sedang sibuk melayani pembeli. Sehingga kami bisa mengobrol. Menurut cerita empunya (yang adalah generasi ketiga pendiri warung kopi Kong Djie), saat saya ke sana beberapa tahun lalu, pemilik warung kopi ini menyampaikan sedang merencanakan membuka coffee shop di Jakarta dengan nama sama, namun tentunya lebih modern.
Dari hasil ngobrol-ngobrol ini saya jadi tahu bahwa susu kental manis paling pas untuk campuran membuat kopi susu bermerek omela. Saya juga jadi tahu bahwa menyeduh kopi itu enggak bisa sembarangan. Hasilnya, setelah menikmati kopi dengan sebutir telur ayam kampung setengah matang, saya juga memboyong sebungkus kopi khas Belitung yang disajikan di Warung Kopi Kong Djie.




Di Siantar ada sebuah warung kopi yang legendaris. Namanya Warung Kopi Sedap. Konon warung kopi ini sudah dijalankan secara turun temurun (katanya ini generasi ketiganya). Warung kopinya sederhana, pun cara menyeduhnya menggunakan saringan kain. Di sini, bukan hanya menjual kopi. Produk andalan lainnya selain kopi adalah roti bakar isi kaya (sarikaya). Saat saya ke sana, saya memesan secangkir kopi susu (saya minta dibuatkan terpisah supaya enggak kemanisan) dan setangkup roti bakar isi kaya. Roti bakar dibuat menggunakan panggangan arang. Ketika disajikan, sama sekali enggak ada bagian yang hangus, matang merata dengan warna kecoklatan. Ketika saya gigit, roti tebal itu terasa sangat renyah. Ketika isian sarikaya menyentuh lidah, langsung saja terasa manis dan legitnya ini kaya. Apalagi olesannya enggak pakai pelit sama sekali, melimpah. Enggak pakai ba bi bu setangkup roti bakar saya tuntaskan dengan cepat. Memang beda tipis antara lapar, doyan, dan rakus hahahaha.







Berbeda dengan yang biasa saya beli di supermarket, isian kaya ini rasanya luarrrr biasa, manis dan gurih dan lumer di mulut. Agaknya sarikaya ini dibuat sendiri, mungkin dengan resep turun temurun. Nah, untuk yang suka produk kaya dan kopinya, pengunjung bisa membeli kaya yang sudah dikemas dalam kemasan plastik dengan harga sekitar 50 ribu untuk kemasan ukuran sekitar 500 gr. Bubuk kopi sedap juga bisa dijadikan oleh-oleh. Harganya hanya 25 ribu untuk 250 gr. Saya tentu saja memboyong keduanya pulang (untuk sarikaya saya membelinya di Toko Roti Ganda yang legendaris yang lokasinya hanya berjarak beberapa meter dari Warung Kopi Sedap). 

Satu lagi warung kopi yang legendaris di Siantar adalah Warung Kopi Koh Tong. Sayangnya, karena waktu yang terbatas, saya tidak sempat mampir ke sana. Namun, saat berada di Bandara Kualanamu saya menemukan salah satu gerainya. Saya mampir ke sana dan memang kopinya enak juga. Sama, saya memesan kopi susu. Namun, saya akhirnya memutuskan untuk tidak menambahkan susu, sehingga bisa  mencicipi kopi hitamnya. Rasanya lebih ringan dari kopi sedap, namun enggak kalah nikmat.

Satu tempat lagi yang punya warung kopi yang khas yang sempat saya kunjungi adalah Warung Kopi Sumber Baru di Kisaran. Saya sama sekali enggak punya referensi tentang warung kopi di Kisaran, yang dilihat sewaktu mampir adalah karena lokasinya yang mudah dilihat dan cukup ramai serta bersih. 
Di sini saya juga memesan kopi susu dan (lagi-lagi) roti bakar isi kaya (saya jatuh cinta dengan rasa kaya yang dibuat di sini). Rasa kopinya berbeda dengan dengan kopi di Siantar, lebih ringan. Kata empunya menggunakan seduhan kopi di warung ini menggunakan biji kopi sidikalang. Rasa kaya-nya lebih ringan dari yang saya nikmati di Siantar, namun tetap saja enggak kalah enak. Jadi, kalau saya buat urutan, ini nomor 2 deh (sampai saya tulis ini, saya belum sempat mencicipi kaya yang saya beli di Toko Roti Ganda di Siantar, urutannya bisa berubah).




 Menikmati aroma harumnya kopi yang baru diseduh dan menyesap rasanya di sebuah warung kopi selalu menyenangkan, juga mengingatkan saya kepada seorang pencinta kopi. Menyenangkan, terlebih ketika mendapat teman ngopi yang juga menyenangkan. Yes, coffee and friends are the perfect blend. Mengingatkan kepada seorang pencinta kopi? Ah itu juga benar. Coffee is pretty much the same as you, makes me smile ....

No comments:

Post a Comment