Monday, 4 September 2017

Titan dan Cita-Citanya



Sejak dia bisa bicara mengekspresikan dirinya, cita-cita Titan berubah-ubah, namun konsisten dengan satu hal: mesin, militer, dan sains. Usia 3 tahun, saat pertama kali saya tanya dia ingin jadi apa, jawabannya masih berubah antara pembalap (please deh, sayang...), atau pemadam kebakaran. Untuk bocah penggemar seri Cars serta Thomas and Friends ini, sangat keren jika bisa mengendalikan mobil balap di sirkuit atau berada di tengah kobaran api sambil menyemprotkan selang air dari fire truck yang keren itu. Ini tentu saja tercermin dari pilihan mainannya yang muter-muter antara die cast mobil-mobil berengine besar dan aneka truk, terutama truk pemadam.

Agak besar sedikit Titan mulai suka dengan sains. Rasa ingin tahunya yang tinggi ditambah dengan senangnya dia menonton acara sains di TV plus ketertarikannya pada aneka senjata dan perlengkapan militer membuat dia mengalihkan cita-citanya. Kali ini kalau ditanya jawabannya adalah jadi penemu atau tentara angkatan darat (Nah!!!!). Again, ini semua tercermin dari mainan dan bacaan pilihannya: lego bertema militer, miniatur pesawat, plus buku-buku bertema sains termasuk sains tentang bumi dan aneka perlengkapan militer juga film perang (saya takjub karena salah satu film favoritnya dia adalah Pearl Harbour! Gak bosen-bosen dia mantengin itu film dari awal hingga akhir dan bolak balik minta diceritakan tentang PD1 dan PD2. Terpaksa emaknya nginget2 lagi pelajaran sejarah). Hingga dia duduk di kelas 2 SD cita-citanya konsisten: mau jadi angkatan darat yang sekaligus bisa jadi penemu senjata super canggih (ibu tepok jidat). Well, sayang, boleh-boleh saja sepanjang kamu bisa memberikan kebaikan bagi banyak orang instead of membahayakan. Saat itulah Titan sudah memutuskan harus masuk SMA Tarnus dan masuk akademi militer. Serius sekali dia mempertimbangkan masuk militer hingga pernah suatu kali dia ke toko buku dan berdiri di depan satu rak yang memajang buku persiapan test masuk akademi militer sambil ngotot minta dibelikan. Saya? Tentu saja antara bangga dan mau ketawa. Bangga karena dia serius mempertimbangkan cita-citanya, mau tertawa karena menyadari bahwa Titan masih kelas 2 SD. Still a long way to go and a lot to do to go there. 

Di kelas 3 entah bagaimana ceritanya tiba-tiba dia memutuskan untuk jadi marinir yang bisa menjadi penemu. Beberapa waktu lalu dia bertanya, apakah mungkin jadi marinir tapi juga jadi penemu? Saya bilang sangat mungkin, selama kamu rajin memperkaya pengetahuan dan kemampuan kamu. Dan Titan yang meminta dibelikan satu agenda kecil, menjadikan agendanya itu sebagai Book of Idea, menggambarkan ide-idenya tentang perlengkapan militer yang menurutnya canggih. Dengan penuh semangat ia ceritakan konsep yang ia gambarkan termasuk spesifikasinya.





Ah, anaknya ibu sudah besar. You know, son, apapun cita-citamu akan ibu dukung selama itu untuk kebaikan. Dan jangan takut that I’ll be along every step of the way. Ibu akan selalu doakan dan dukung agar kamu bisa mencapai seluruh harapan dan cita-citamu, menjadi penemu juga militer yang hebat, saleh, cerdas, membawa berkah bagi manusia di sekelilingmu. Jika kelak kamu berubah pikiran dan keinginan, Ibu akan dukung selama itu untuk kebaikan, sesuai dengan ajaran agama serta tidak bertentangan dengan negaramu. Untuk ibu, saat kamu mulai berani berenang menyebrangi kolam dalam tanpa bantuan pelampung dan pelatihmu itu sudah luar biasa. Saat kamu bisa mandiri dalam banyak hal, itu sudah pencapaian yang membanggakan. Dan yakinlah bahwa kamu akan selalu jadi kebanggaan dan kesayangannya Ibu.

No comments:

Post a Comment