Sejak dia bisa bicara mengekspresikan dirinya, cita-cita
Titan berubah-ubah, namun konsisten dengan satu hal: mesin, militer, dan sains.
Usia 3 tahun, saat pertama kali saya tanya dia ingin jadi apa, jawabannya masih
berubah antara pembalap (please deh, sayang...), atau pemadam kebakaran. Untuk bocah
penggemar seri Cars serta Thomas and Friends ini, sangat keren jika bisa
mengendalikan mobil balap di sirkuit atau berada di tengah kobaran api sambil
menyemprotkan selang air dari fire truck yang keren itu. Ini tentu saja tercermin
dari pilihan mainannya yang muter-muter antara die cast mobil-mobil berengine besar dan aneka truk, terutama truk pemadam.
Agak besar sedikit Titan mulai suka dengan sains. Rasa ingin
tahunya yang tinggi ditambah dengan senangnya dia menonton acara sains di TV
plus ketertarikannya pada aneka senjata dan perlengkapan militer membuat dia
mengalihkan cita-citanya. Kali ini kalau ditanya jawabannya adalah jadi penemu
atau tentara angkatan darat (Nah!!!!). Again, ini semua tercermin dari mainan
dan bacaan pilihannya: lego bertema militer, miniatur pesawat, plus buku-buku
bertema sains termasuk sains tentang bumi dan aneka perlengkapan militer juga film perang (saya
takjub karena salah satu film favoritnya dia adalah Pearl Harbour! Gak
bosen-bosen dia mantengin itu film dari awal hingga akhir dan bolak balik minta
diceritakan tentang PD1 dan PD2. Terpaksa emaknya nginget2 lagi pelajaran
sejarah). Hingga dia duduk di kelas 2 SD cita-citanya konsisten: mau jadi
angkatan darat yang sekaligus bisa jadi penemu senjata super canggih (ibu tepok
jidat). Well, sayang, boleh-boleh saja sepanjang kamu bisa memberikan kebaikan
bagi banyak orang instead of membahayakan. Saat itulah Titan sudah memutuskan
harus masuk SMA Tarnus dan masuk akademi militer. Serius sekali dia
mempertimbangkan masuk militer hingga pernah suatu kali dia ke toko buku dan
berdiri di depan satu rak yang memajang buku persiapan test masuk akademi
militer sambil ngotot minta dibelikan. Saya? Tentu saja antara bangga dan mau
ketawa. Bangga karena dia serius mempertimbangkan cita-citanya, mau tertawa
karena menyadari bahwa Titan masih kelas 2 SD. Still a long way to go and a lot
to do to go there.
Di kelas 3 entah bagaimana ceritanya tiba-tiba dia
memutuskan untuk jadi marinir yang bisa menjadi penemu. Beberapa waktu lalu dia
bertanya, apakah mungkin jadi marinir tapi juga jadi penemu? Saya bilang sangat
mungkin, selama kamu rajin memperkaya pengetahuan dan kemampuan kamu. Dan Titan
yang meminta dibelikan satu agenda kecil, menjadikan agendanya itu sebagai Book
of Idea, menggambarkan ide-idenya tentang perlengkapan militer yang menurutnya
canggih. Dengan penuh semangat ia ceritakan konsep yang ia gambarkan termasuk
spesifikasinya.
Ah, anaknya ibu sudah besar. You know, son, apapun
cita-citamu akan ibu dukung selama itu untuk kebaikan. Dan jangan takut that
I’ll be along every step of the way. Ibu akan selalu doakan dan dukung agar
kamu bisa mencapai seluruh harapan dan cita-citamu, menjadi penemu juga militer
yang hebat, saleh, cerdas, membawa berkah bagi manusia di sekelilingmu. Jika
kelak kamu berubah pikiran dan keinginan, Ibu akan dukung selama itu untuk
kebaikan, sesuai dengan ajaran agama serta tidak bertentangan dengan negaramu. Untuk
ibu, saat kamu mulai berani berenang menyebrangi kolam dalam tanpa bantuan
pelampung dan pelatihmu itu sudah luar biasa. Saat kamu bisa mandiri dalam
banyak hal, itu sudah pencapaian yang membanggakan. Dan yakinlah bahwa kamu
akan selalu jadi kebanggaan dan kesayangannya Ibu.
No comments:
Post a Comment