Libur akhir tahun 2020 ini kami enggak bisa ke mana-mana. Beberapa rencana jalan juga dibatalkan karena pandemi. Jadi, kami harus memilih aktivitas yang relatif aman supaya liburan ini isinya enggak cuman nangkring melototin layar sambil memamah biak.
Minggu terakhir Desember, teman-teman i92 Trekker berencana
trekking ke Jayagiri. Jayagiri ini adalah satu kawasan di Utara Bandung,
tepatnya di kawasan Lembang. Kawasan Jayagiri ini termasuk luas dan punya trek
yang lumayan beragam.
Terakhir kali saya ke wilayah ini sepertinya sekitar tahun
93/94 sudah lama sekali. Dulu saya biasa naik dari dekat pasar buah Lembang.
Minggu pagi, kami berkumpul di parkiran Pasar Panorama Lembang. Ini pasar keren. Parkirannya rooftop dengan view ke arah pegunungan.
Setelah siap (ternyata peserta hari ini cukup banyak: 24 orang termasuk Mufti yang tiba-tiba muncul pakai motor). Dari Pasar Panorama kami berjalan ke arah Alun-Alun Lembang dan masuk ke Jalan Jayagiri. Jalan yang dilalui masih berbentuk jalan aspal melalui perumahan penduduk. Jalurnya nanjak teruuus sekitar 2,2K sampai kami bertemu dengan gerbang masuk Wana Wisata Jayagiri.
Di perjalanan menuju gerbang Jayagiri kami sempat belok ke makamnya Junghunn sang penemu pil kina yang pahitnya ampun-ampunan itu. Makamnya berada di areal perumahan penduduk, tapi dipagari tembok dan rindang oleh vegetasi. Saya sih enggak lihat makamnya, cuman nangkring aja di dekat pintu masuk.
Setelah foto-foto wajib di depan gerbang dan menunggu anggota rombongan yang pipis dulu, kami lanjut naik. Di sini jalurnya sudah mulai berbentuk tanah yang dinaungi pohon-pohon pinus dan tetap nanjak dong. Perkiraan hingga ke warung di puncak Jayagiri ini sekitar 2-3Km.
Perjalanan hingga warung di puncak Jayagiri ditempuh sekitaran 1,5 jam. Not bad lah buat saya yang udah lama banget enggak jalan kaki nanjak-nanjak gini setelah cedera akhir Agustus lalu. Sampai di atas rombongan langsung menyebar, ada yang sibuk nyari gorengan ada yang sibuk ngunyah jengkol di warung abah jengkol. Eh, makanannya asik-asik. Ada timbel nasi hitam. Berhubung masih pagi banget, akhirnya timbel dan teman-temannya saya bungkus aja buat makan di rumah nanti haha.
Eh tapi ternyata ini masih belum puncaknya, untuk sampai di puncaknya katanya mesti jalan sekitaran 200 meter. Beberapa teman jalan ke sana, saya yang udah mager malas ke sana, jadi nunggu aja sambil duduk-duduk di warung.
Menjelang jam 9 kami mulai siap2 balik. Rencana kami balik
ke arah Cikole melalui Orchid Forest. Rombongan terpisah jadi 3: rombongan yang
naik ke puncak, rombongan yang nunggu, dan rombongan yang balik duluan. Saya
termasuk rombongan yang balik duluan.
Awal perjalanan pulang kami jalan di jalur bebatuan.
Ternyata ini adalah jalur untuk offroad. Enggak enak banget jalurnya. Sampai di
Warung Kumis, kami dikasih tau sama orang setempat lebih enak belok kiri masuk
hutan pinus sampai ke cikole. Nah, ya sudah kami belok masuk ke dalam hutan
lagi. Tapi aneh sih memang, koq jadi seperti menjauh ya. Setelah hampir 2KM
gerusukan dan gagal dapat sinyal GPS, kami bertemu penduduk yang sedang nebang
kayu. Kami ditunjukkan untuk mengikuti jalur jalan berbatu lagi hahahaha.
Akhirnya setelah 2KM kemudian, kami bertemu jalan Cikole dan menuju tikum baru
berhubung kami jalan di jalur sebelah atasnya Orchid Forest.
Setelah tiba di tikum, barulah kami tahu kalau rombongan terpecah jadi 3. Rombongan yang naik ke puncak salah jalan, jadi enggak ketemu dengan rombongan yang nunggu. Jadi mereka langsung ke tikum. Kami juga salah jalur, mestinya dari warung kumis itu kami lurus aja, itu akan tiba di Orchid Forest. Satu-satunya rombongan yang sampe ke Orchid Forest adalah rombongan yang menunggu.
Dari Cikole kami sewa angkot (100k per angkot) buat kembali ke Pasar Panorama. Dari sana kami ke KPBSU cari susu dan yoghurt lalu ke sentra sayuran, terus makan kupat tahu baru pulang.
Capek? Iya. Seneng? Iya juga.
Perjalanan berangkat tadi berjarak sekitar 4.46KM dengan elevasi naik 406m waktu tempuh 1 jam 24
menit dan turun 4.03KM dengan elevasi -256m waktu tempuh 1 jam 33 menit.
No comments:
Post a Comment