Wednesday, 6 August 2014

Lebaran buat Titan

Hanya sekitar 10 hari lalu umat muslim merayakan Idul Fitri. Untuk putra saya, ini adalah Idul Fitrinya yang ke-enam dan seperti biasanya kami merayakan Idul Fitri di Bandung. Pertama kalinya sepanjang dia merayakan Idul Fitri, dia bilang ketika di perjalanan pulang: "Titan suka deh lebaran. Soalnya bisa ketemuan sama keluarga." Ah, rasanya terlempar kembali ke masa kecil.

Lebaran dulu selalu seru: banyak kue dan makanan, baju baru, banyak angpau (soalnya keluarga kami termasuk yang dituakan), dan banyak kegiatan. Suasana lebaran selalu berbeda. Malam sebelum lebaran rumah sudah berbau ketupat dan teman-teman. Meja-meja sudah ditata dan dipenuhi aneka sajian. Paling tidak ada 10 jenis makanan kecil di atas meja (biasanya kue-kue, kacang goreng, tape ketan, cake dibuat beberapa hari menjelang lebaran, membuat seantero rumah berbau aroma mentega).
Pagi hari lebaran, semua sudah bangun pagi, Mamah sudah sibuk menghangatkan makanan sebelum berangkat shalat Ied. Rute Shalat ied setiap tahun selalu sama: berjalan kaki menuju lapangan dan kembali ke rumah melalui jalur yang lain. Di perjalanan bersama-sama dengan tetangga yang juga menuju lapangan dan pulang sambil bersalaman dengan rekan, tetangga, atau keluarga yang berpapasan di jalan.
Sampai rumah, diawali dengan salaman ke papah, mamah, nenek (miss my dad and grandma) lanjut makan ketupat terus biasanya jalan ke tetangga dari ujung ke ujung untuk silaturahmi.
Suasana di rumah tak kalah ramai, karena nenek termasuk yang dituakan, tetangga dan keluarga ramai berdatangan. Hingga malam menjelang suasana ramai masih terasa. Biasanya sehabis Isya semua orang sudah teler kecapean (sementara saya dan adik biasanya menghitung perolehan angpau hari itu). Ah, menyenangkan....

Lebaran sekarang, rasanya berlalu tanpa ada kesan yang luar biasa. Saya dan putra saya tinggal beda kota dengan keluarga yang lain. Jadi, biasanya lebaran hari pertama dilalui di jalan (biasanya kami mudik pas hari H). Kue tetap ada, tapi semuanya pesan sudah jadi, nggak ada lagi aroma mentega yang meruap saat  kue dipanggang. Baju baru juga ada, tapi putra saya cuek, pakai baju apa saja nggak masalah. Angpau? Biasanya nggak ada acara angpau-angpauan lagi. Acara salaman sehabis Shalat Ied juga biasa saja, nyaris nggak ada gregetnya. Hanya ada beberapa hal yang dia suka dari lebaran: aneka kue khas lebaran di stoples, bertemu dengan para sepupu, dan liburan bareng ibu.

Anakku, itulah yang akan ibu selalu upayakan. Lebaran=liburan, saat kita bisa selalu bersama nggak pake acara harus ngantor. Lebaran waktu ibu kecil beda dengan lebaran kamu sekarang. Tapi, ibu yakin lebaran akan tetap menjadi saat yang menyenangkan untuk kita, karena kita bisa selalu bersama.

No comments:

Post a Comment