Pagi tadi Titan cerita kalau di sekolahnya dia ada teman yang suka nonjok dan dorong teman lain. Deg..rasanya kaget sekali. Dia bilang dia pernah didorong sampai nangis. Saya bilang Titan untuk melawan, dia bilang takut. Temannya ini badannya besar katanya. Sambil nyetir saya jadi mikir.
Selama ini saya ajarkan Titan supaya tidak jadi anak yang kasar, tidak boleh main pukul sembarangan. Tapi dalam kondisi begini sepertinya malah jadi dilema.
Akhirnya saya bilang, kalau kamu didorong atau dipukul kamu boleh balas. Tapi bukan berarti kamu balas-balasan. Kamu harus bela diri sendiri dan harus berani. Jangan takut kalau badannya besar, besar bukan berarti kuat. Ibu yakin Titan bisa koq. Saya juga tegaskan kalau dia TIDAK boleh memukul atau kasar sama ade kecil yang ada di sekolah dan daycare, karena mereka belum mengerti. Kalau mereka pukul-pukul kamu menjauh saja. Lebih baik kalau melapor sama guru atau bundanya di sekolah. Kata Titan kepala sekolahnya sudah bilang kalau ada yang pukul-pukul akan dipanggil ke ruang kepala sekolah.
Ah, satu PR lagi buatku, mengajarkan Titan menghadapi bulying di sekolah.
Pagi ini sudah kumulai. Sambil meluk dia di mobil di parkiran depan sekolah, saya bilang Titan harus berani bilang tidak pada teman yang kasar. Berani bilang TIDAK pada siapapun yang menyentuh badan kamu apalagi sampai meminta kamu buka baju.
Harus berani lapor sama kakak atau bunda di sekolah dan sama ibu. Kalau ada yang jahat kamu lari sambil minta tolong.
Aduh, semakin ngeri. Tahun depan dia masuk SD, begitu banyak kekuatiran. Jadi kepikiran memasukkan dia latihan bela diri. Minimal supaya dia lebih PD. Ya Allah, lindungi selalu putraku...
Wednesday, 17 September 2014
Thursday, 4 September 2014
sedikit curhat sore ini
Memang jadi ibu yang bekerja itu sulit. Terutama bagi ibu tunggal yang jauh dari sanak keluarga dan harus bekerja. Tantangan untuk bisa tetap bekerja namun tetap bisa mengurus anak itu sama sekali nggak mudah. Beberapa kali saya mengalami disepelekan teman sesama ibu yang mengganggap kalau hidup saya enak-enak aja. Well, just walk in to my shoes and you'll know what i mean.
Belakangan ini berita mengenai child abuse begitu marak, bahkan bukan hanya terjadi di rumah tapi sudah merambah sampai daycare dan sekolah. Setelah saya kehilangan pengasuh Titan yang setia menemani hingga harus resign karena melahirkan, saya tidak pernah lagi mendapat pengasuh yang cocok. Sampai akhirnya saya nekad memasukkan Titan ke daycare. Awalnya penuh rasa kuatir, tapi alhamdulillah Titan berada di daycare yang "ramah anak". Bahkan hingga saat ini, salah satu bunda dari daycare pertama Titan sudah seperti ibu kedua baginya (biasanya jadi tempat menginapTitan saat saya harus tugas ke luar kota).
Kembali ke child abuse di daycare dan sekolah jujur saja membuat saya merinding. Sampai saya pernah menyampaikan kekuatiran saya kepada kepala sekolah sekaligus kepala daycare yang menjadi tempat Titan menghabiskan siang hingga hari ini. Saya mempercayakan putra saya di sana untuk belajar, bermain, dan merasa aman. Kepala sekolah menjamin, saya yang setiap hari mengantar dan menjemput Titan tahu dan kenal siapa saja yang ada di sana. Tapi, bahkan hingga hari ini saya masih tetap merasa kuatir dengan keselamatan putra saya di sana. Setiap kali memandikan Titan saya sekalian mengecek apakah ada luka atau hal yang tidak biasa. Saya juga masih terus mengingatkan dia pentingnya menjaga diri dan tidak membiarkan siapapun menyentuh bagian pribadinya kecuali orang tertentu. Saya membiasakan dia untuk sampaikan apa saja yang ia rasa: sakit, kesal, senang, sedih supaya dia tahu bahwa dia bisa mengandalkan saya dalam kondisi apapun.
Tetap, rasa kuatir masih belum bisa beranjak dari hati dan pikiran saya. Ada banyak pikiran "andai...andai.." di kepala saya. Tapi akhirnya, saya kembalikan pada Allah untuk menjaga saya dan putra saya. Saya rasa ini adalah juga bagian dari perkembangan dan pertumbuhan jiwa saya dan putra saya. Kalau semuanya selalu berjalan sesuai keinginan mungkin kami tidak belum bisa mencapai tahap ini sekarang. Saya yakin Allah akam memberikan yang terbaik buat kami berdua, despite of everything..
Belakangan ini berita mengenai child abuse begitu marak, bahkan bukan hanya terjadi di rumah tapi sudah merambah sampai daycare dan sekolah. Setelah saya kehilangan pengasuh Titan yang setia menemani hingga harus resign karena melahirkan, saya tidak pernah lagi mendapat pengasuh yang cocok. Sampai akhirnya saya nekad memasukkan Titan ke daycare. Awalnya penuh rasa kuatir, tapi alhamdulillah Titan berada di daycare yang "ramah anak". Bahkan hingga saat ini, salah satu bunda dari daycare pertama Titan sudah seperti ibu kedua baginya (biasanya jadi tempat menginapTitan saat saya harus tugas ke luar kota).
Kembali ke child abuse di daycare dan sekolah jujur saja membuat saya merinding. Sampai saya pernah menyampaikan kekuatiran saya kepada kepala sekolah sekaligus kepala daycare yang menjadi tempat Titan menghabiskan siang hingga hari ini. Saya mempercayakan putra saya di sana untuk belajar, bermain, dan merasa aman. Kepala sekolah menjamin, saya yang setiap hari mengantar dan menjemput Titan tahu dan kenal siapa saja yang ada di sana. Tapi, bahkan hingga hari ini saya masih tetap merasa kuatir dengan keselamatan putra saya di sana. Setiap kali memandikan Titan saya sekalian mengecek apakah ada luka atau hal yang tidak biasa. Saya juga masih terus mengingatkan dia pentingnya menjaga diri dan tidak membiarkan siapapun menyentuh bagian pribadinya kecuali orang tertentu. Saya membiasakan dia untuk sampaikan apa saja yang ia rasa: sakit, kesal, senang, sedih supaya dia tahu bahwa dia bisa mengandalkan saya dalam kondisi apapun.
Tetap, rasa kuatir masih belum bisa beranjak dari hati dan pikiran saya. Ada banyak pikiran "andai...andai.." di kepala saya. Tapi akhirnya, saya kembalikan pada Allah untuk menjaga saya dan putra saya. Saya rasa ini adalah juga bagian dari perkembangan dan pertumbuhan jiwa saya dan putra saya. Kalau semuanya selalu berjalan sesuai keinginan mungkin kami tidak belum bisa mencapai tahap ini sekarang. Saya yakin Allah akam memberikan yang terbaik buat kami berdua, despite of everything..
Tuesday, 2 September 2014
ngajarin Titan baca itu sesuatu...
Mengajari Titan membaca itu sesuatu banget.
Kalau dulu anak belajar baca gangguannya mungkin nggak semengerikan sekarang. Tapi, zaman sudah berubah, tantangannya makin mengerikan.
Titan, produk zaman canggih yang sudah kenal aneka gadget, harus belajar membaca.
Awalnya adalah gara-gara dia harus bersiap untuk test masuk SD. Tadinya saya bersantai karena ingin membiarkan dia puas bermain. Tapi, ternyata setelah googling sana sini dan ngobrol sana sini dengan beberapa orang tua, masuk SD harus pake test. Alamaaak....kan harusnya di SD anak baru mulai belajar beneran. Itupun kalau kelas 1 harusnya masih main-main.
Nah, akhirnya mulailah "maksa" Titan buat baca.
Pertama, mengajar kata menggunakan kartu huruf, dadu huruf, sampai membuat kartu huruf sendiri supaya bisa mengenalkan membaca dengan kata yang dia suka.
Hasilnya? Masih kurang.
Kemudian saya membeli buku yang katanya mengajarkan anak membaca cepat. Hasilnya, saya sendiri bingung dengan pemilihan kata yang acak dan sulit. Ini yang nulis kayaknya nggak pernah make buku ini buat ngajarin anaknya sendiri. Bayangan anak yang belajar baca dengan kata yang banyak menggunakan konsonan dobel -ng, -ny dan kata yang lebih dari 3 suku kata plus rumit itu bikin Titan pasang wajah memelas.
Akhirnya, metode nekad coba-coba digunakan. Pakai tablet. Titan suka gadget. Jadi, belajarnya gak pakai buku. Awalnya saya hanya mengetik huruf-huruf secara acak untuk mengingatkan dia akan bentuk huruf (masih suka kebalik-kebalik soalnya). Lama-lama masuk ke kata dan akhirnya kalimat sederhana 3-4 kata. Susunan kata yang mudah dibaca dan bermakna. Saya akhirnya tahu, kalau anak lebih mudah membaca kata yang dimulai dengan konsonan diikuti vokal, bukan sebaliknya. Jadi, itu dulu yang saya coba. Alhamdulillah hasilnya lumayan. Setiap malam, targetnya 10 kalimat.
Semalam sudah mulai dicoba membaca kalimat dengan kata yang lebih rumit, kata yang dimulai dengan huruf vokal. Agak sulit, tapi gak boleh nyerah. Bukan hanya Titan yang nggak boleh nyerah, emaknya juga. Walaupun terkadang dia berurai air mata karena antara harus belajar dan pengen nonton...
Kalau dulu anak belajar baca gangguannya mungkin nggak semengerikan sekarang. Tapi, zaman sudah berubah, tantangannya makin mengerikan.
Titan, produk zaman canggih yang sudah kenal aneka gadget, harus belajar membaca.
Awalnya adalah gara-gara dia harus bersiap untuk test masuk SD. Tadinya saya bersantai karena ingin membiarkan dia puas bermain. Tapi, ternyata setelah googling sana sini dan ngobrol sana sini dengan beberapa orang tua, masuk SD harus pake test. Alamaaak....kan harusnya di SD anak baru mulai belajar beneran. Itupun kalau kelas 1 harusnya masih main-main.
Nah, akhirnya mulailah "maksa" Titan buat baca.
Pertama, mengajar kata menggunakan kartu huruf, dadu huruf, sampai membuat kartu huruf sendiri supaya bisa mengenalkan membaca dengan kata yang dia suka.
Hasilnya? Masih kurang.
Kemudian saya membeli buku yang katanya mengajarkan anak membaca cepat. Hasilnya, saya sendiri bingung dengan pemilihan kata yang acak dan sulit. Ini yang nulis kayaknya nggak pernah make buku ini buat ngajarin anaknya sendiri. Bayangan anak yang belajar baca dengan kata yang banyak menggunakan konsonan dobel -ng, -ny dan kata yang lebih dari 3 suku kata plus rumit itu bikin Titan pasang wajah memelas.
Akhirnya, metode nekad coba-coba digunakan. Pakai tablet. Titan suka gadget. Jadi, belajarnya gak pakai buku. Awalnya saya hanya mengetik huruf-huruf secara acak untuk mengingatkan dia akan bentuk huruf (masih suka kebalik-kebalik soalnya). Lama-lama masuk ke kata dan akhirnya kalimat sederhana 3-4 kata. Susunan kata yang mudah dibaca dan bermakna. Saya akhirnya tahu, kalau anak lebih mudah membaca kata yang dimulai dengan konsonan diikuti vokal, bukan sebaliknya. Jadi, itu dulu yang saya coba. Alhamdulillah hasilnya lumayan. Setiap malam, targetnya 10 kalimat.
Semalam sudah mulai dicoba membaca kalimat dengan kata yang lebih rumit, kata yang dimulai dengan huruf vokal. Agak sulit, tapi gak boleh nyerah. Bukan hanya Titan yang nggak boleh nyerah, emaknya juga. Walaupun terkadang dia berurai air mata karena antara harus belajar dan pengen nonton...
Tuesday, 26 August 2014
sebuah pengingat
Sungguh, usia itu rahasia Ilahi. Tak ada seorangpun dari kita yang tahu kapan akan dipanggilNya.
Beberapa hari yang lalu seorang yang sudah kuanggap ayah meninggal. Berita ini cukup mengejutkan mengingat pertemuan terakhir yang rasanya menyenangkan.
Ah, betapa rasa kehilangan itu kemudian juga mengingatkanku pada rasa kehilangan belasan tahun lalu ketika aku kehilangan ayahku. Sekalipun saat itu kami sedang berseteru, tapi tetap saja kehilangan itu membuatku limbung.
Rasa kehilangan itu juga yang kemudian seperti sebuah lecutan, pengingat untuk mempersiapkan diri dan orang terdekat saat tiba saat dipanggil menghadapNya. Satu yang masih membuatku takut: putraku. Semoga Allah masih memberikan waktu untukku menyiapkan diri dan putraku...
Rasa kehilangan itu yang membuatku lebih bersyukur atas segala berkah, kemudahan, dan kebahagiaan yang sudah kuperoleh hingga saat ini.
Rasa kehilangan itu yang kemudian semakin menguatkan tekadku untuk menjadi lebih baik. Membuat perubahan yang semoga akan menjadi awal yang jauh lebih baik.
Bismillah, kumulai langkah baruku menjadi manusia yang lebih baik. Semoga Allah meridhai setiap langkah, helaan napas, untaian kata, pemikiran, dan untaian doaku....
Beberapa hari yang lalu seorang yang sudah kuanggap ayah meninggal. Berita ini cukup mengejutkan mengingat pertemuan terakhir yang rasanya menyenangkan.
Ah, betapa rasa kehilangan itu kemudian juga mengingatkanku pada rasa kehilangan belasan tahun lalu ketika aku kehilangan ayahku. Sekalipun saat itu kami sedang berseteru, tapi tetap saja kehilangan itu membuatku limbung.
Rasa kehilangan itu juga yang kemudian seperti sebuah lecutan, pengingat untuk mempersiapkan diri dan orang terdekat saat tiba saat dipanggil menghadapNya. Satu yang masih membuatku takut: putraku. Semoga Allah masih memberikan waktu untukku menyiapkan diri dan putraku...
Rasa kehilangan itu yang membuatku lebih bersyukur atas segala berkah, kemudahan, dan kebahagiaan yang sudah kuperoleh hingga saat ini.
Rasa kehilangan itu yang kemudian semakin menguatkan tekadku untuk menjadi lebih baik. Membuat perubahan yang semoga akan menjadi awal yang jauh lebih baik.
Bismillah, kumulai langkah baruku menjadi manusia yang lebih baik. Semoga Allah meridhai setiap langkah, helaan napas, untaian kata, pemikiran, dan untaian doaku....
Monday, 11 August 2014
Hujan Siang Ini
Ah, setelah berminggu-minggu panas mendera hari ini rinai hujan membasahi kaca sebelah ruangan kerjaku.
Entah kenapa hujan sore ini seperti membawa kembali ingatan tentang seseorang. Seorang yang selalu ada di langkahku. I miss you.
Entah kenapa hujan sore ini seperti membawa kembali ingatan tentang seseorang. Seorang yang selalu ada di langkahku. I miss you.
Wednesday, 6 August 2014
Lebaran buat Titan
Hanya sekitar 10 hari lalu umat muslim merayakan Idul Fitri. Untuk putra saya, ini adalah Idul Fitrinya yang ke-enam dan seperti biasanya kami merayakan Idul Fitri di Bandung. Pertama kalinya sepanjang dia merayakan Idul Fitri, dia bilang ketika di perjalanan pulang: "Titan suka deh lebaran. Soalnya bisa ketemuan sama keluarga." Ah, rasanya terlempar kembali ke masa kecil.
Lebaran dulu selalu seru: banyak kue dan makanan, baju baru, banyak angpau (soalnya keluarga kami termasuk yang dituakan), dan banyak kegiatan. Suasana lebaran selalu berbeda. Malam sebelum lebaran rumah sudah berbau ketupat dan teman-teman. Meja-meja sudah ditata dan dipenuhi aneka sajian. Paling tidak ada 10 jenis makanan kecil di atas meja (biasanya kue-kue, kacang goreng, tape ketan, cake dibuat beberapa hari menjelang lebaran, membuat seantero rumah berbau aroma mentega).
Pagi hari lebaran, semua sudah bangun pagi, Mamah sudah sibuk menghangatkan makanan sebelum berangkat shalat Ied. Rute Shalat ied setiap tahun selalu sama: berjalan kaki menuju lapangan dan kembali ke rumah melalui jalur yang lain. Di perjalanan bersama-sama dengan tetangga yang juga menuju lapangan dan pulang sambil bersalaman dengan rekan, tetangga, atau keluarga yang berpapasan di jalan.
Sampai rumah, diawali dengan salaman ke papah, mamah, nenek (miss my dad and grandma) lanjut makan ketupat terus biasanya jalan ke tetangga dari ujung ke ujung untuk silaturahmi.
Suasana di rumah tak kalah ramai, karena nenek termasuk yang dituakan, tetangga dan keluarga ramai berdatangan. Hingga malam menjelang suasana ramai masih terasa. Biasanya sehabis Isya semua orang sudah teler kecapean (sementara saya dan adik biasanya menghitung perolehan angpau hari itu). Ah, menyenangkan....
Lebaran sekarang, rasanya berlalu tanpa ada kesan yang luar biasa. Saya dan putra saya tinggal beda kota dengan keluarga yang lain. Jadi, biasanya lebaran hari pertama dilalui di jalan (biasanya kami mudik pas hari H). Kue tetap ada, tapi semuanya pesan sudah jadi, nggak ada lagi aroma mentega yang meruap saat kue dipanggang. Baju baru juga ada, tapi putra saya cuek, pakai baju apa saja nggak masalah. Angpau? Biasanya nggak ada acara angpau-angpauan lagi. Acara salaman sehabis Shalat Ied juga biasa saja, nyaris nggak ada gregetnya. Hanya ada beberapa hal yang dia suka dari lebaran: aneka kue khas lebaran di stoples, bertemu dengan para sepupu, dan liburan bareng ibu.
Anakku, itulah yang akan ibu selalu upayakan. Lebaran=liburan, saat kita bisa selalu bersama nggak pake acara harus ngantor. Lebaran waktu ibu kecil beda dengan lebaran kamu sekarang. Tapi, ibu yakin lebaran akan tetap menjadi saat yang menyenangkan untuk kita, karena kita bisa selalu bersama.
Lebaran dulu selalu seru: banyak kue dan makanan, baju baru, banyak angpau (soalnya keluarga kami termasuk yang dituakan), dan banyak kegiatan. Suasana lebaran selalu berbeda. Malam sebelum lebaran rumah sudah berbau ketupat dan teman-teman. Meja-meja sudah ditata dan dipenuhi aneka sajian. Paling tidak ada 10 jenis makanan kecil di atas meja (biasanya kue-kue, kacang goreng, tape ketan, cake dibuat beberapa hari menjelang lebaran, membuat seantero rumah berbau aroma mentega).
Pagi hari lebaran, semua sudah bangun pagi, Mamah sudah sibuk menghangatkan makanan sebelum berangkat shalat Ied. Rute Shalat ied setiap tahun selalu sama: berjalan kaki menuju lapangan dan kembali ke rumah melalui jalur yang lain. Di perjalanan bersama-sama dengan tetangga yang juga menuju lapangan dan pulang sambil bersalaman dengan rekan, tetangga, atau keluarga yang berpapasan di jalan.
Sampai rumah, diawali dengan salaman ke papah, mamah, nenek (miss my dad and grandma) lanjut makan ketupat terus biasanya jalan ke tetangga dari ujung ke ujung untuk silaturahmi.
Suasana di rumah tak kalah ramai, karena nenek termasuk yang dituakan, tetangga dan keluarga ramai berdatangan. Hingga malam menjelang suasana ramai masih terasa. Biasanya sehabis Isya semua orang sudah teler kecapean (sementara saya dan adik biasanya menghitung perolehan angpau hari itu). Ah, menyenangkan....
Lebaran sekarang, rasanya berlalu tanpa ada kesan yang luar biasa. Saya dan putra saya tinggal beda kota dengan keluarga yang lain. Jadi, biasanya lebaran hari pertama dilalui di jalan (biasanya kami mudik pas hari H). Kue tetap ada, tapi semuanya pesan sudah jadi, nggak ada lagi aroma mentega yang meruap saat kue dipanggang. Baju baru juga ada, tapi putra saya cuek, pakai baju apa saja nggak masalah. Angpau? Biasanya nggak ada acara angpau-angpauan lagi. Acara salaman sehabis Shalat Ied juga biasa saja, nyaris nggak ada gregetnya. Hanya ada beberapa hal yang dia suka dari lebaran: aneka kue khas lebaran di stoples, bertemu dengan para sepupu, dan liburan bareng ibu.
Anakku, itulah yang akan ibu selalu upayakan. Lebaran=liburan, saat kita bisa selalu bersama nggak pake acara harus ngantor. Lebaran waktu ibu kecil beda dengan lebaran kamu sekarang. Tapi, ibu yakin lebaran akan tetap menjadi saat yang menyenangkan untuk kita, karena kita bisa selalu bersama.
Tuesday, 5 August 2014
Trip to Jawa Timur #4
Hari Terakhir!!
Titan semalam agak demam, sepertinya dia kelelahan. Jadi pagi ini dia dibiarkan tidur hingga agak siang.
Hari ini hari terakhir, kami akan ke agrowisata. Kurang lengkap rasanya pergi ke Batu tanpa pergi ke kebun apel.
Pagi itu kami selesaikan packing dan siap-siap sarapan. Hotel sudah sepi. Mungkin hanya ada beberapa orang saja yang masih stay di hotel. Jadi, sarapan pagi pun gak heboh.
Kami memesan taksi via hotel untuk pergi ke Kartika Agro (tempat ini kami dapat setelah browsing melalui internet). Sampai di sana kami didampingi seorang guide untuk jalan. Yang tersedia hari itu hanya jambu dan apel saja. Stoberi sudah nggak ada. Katanya hari sebelumnya pengunjung yang dapat membludak.
Akhirnya kami pun berjalan di kebun. Satu orang hanya boleh memetik masing-masing dua buah. Lumayan deh, paling nggak pengalaman baru untuk Titan. Dia senang sekali boleh metik sendiri. Sehabis metik, kami disuguhi roti bakar selai apel dan jus jambu merah, Seger juga rasanya.
Sayangnya kami gak dapet apel untuk oleh-oleh. Sempat gagal panen karena terkena letusan Kelud bulan sebelumnya. Jadi, kami hanya puas beli dodol dan sari buah apel saja.
Dari Kartika Agro kami kembali ke hotel untuk mandi dan bersiap checkout. Kami pakai taksi menuju Malang. Sempat mampir kantor, kemudian makan Penyetan dan kemudian diantar ke stasiun Malang.
Hujan luar biasa lebat mengantarkan kami ke stasiun. Basah kuyup deh kami. Mana sudah mepet juga tiba di stasiun, kereta sudah mau berangkat. Begitu duduk, ganti baju Titan yang kuyup kereta berjalan. Selamat tinggal Malang....
Titan semalam agak demam, sepertinya dia kelelahan. Jadi pagi ini dia dibiarkan tidur hingga agak siang.
Hari ini hari terakhir, kami akan ke agrowisata. Kurang lengkap rasanya pergi ke Batu tanpa pergi ke kebun apel.
Pagi itu kami selesaikan packing dan siap-siap sarapan. Hotel sudah sepi. Mungkin hanya ada beberapa orang saja yang masih stay di hotel. Jadi, sarapan pagi pun gak heboh.
Kami memesan taksi via hotel untuk pergi ke Kartika Agro (tempat ini kami dapat setelah browsing melalui internet). Sampai di sana kami didampingi seorang guide untuk jalan. Yang tersedia hari itu hanya jambu dan apel saja. Stoberi sudah nggak ada. Katanya hari sebelumnya pengunjung yang dapat membludak.
Akhirnya kami pun berjalan di kebun. Satu orang hanya boleh memetik masing-masing dua buah. Lumayan deh, paling nggak pengalaman baru untuk Titan. Dia senang sekali boleh metik sendiri. Sehabis metik, kami disuguhi roti bakar selai apel dan jus jambu merah, Seger juga rasanya.
Sayangnya kami gak dapet apel untuk oleh-oleh. Sempat gagal panen karena terkena letusan Kelud bulan sebelumnya. Jadi, kami hanya puas beli dodol dan sari buah apel saja.
![]() |
Di depan Royal Orchid Garden Hotel |
![]() |
Petik Jambu |
![]() |
Muka jahil pemetik apel |
Dari Kartika Agro kami kembali ke hotel untuk mandi dan bersiap checkout. Kami pakai taksi menuju Malang. Sempat mampir kantor, kemudian makan Penyetan dan kemudian diantar ke stasiun Malang.
Hujan luar biasa lebat mengantarkan kami ke stasiun. Basah kuyup deh kami. Mana sudah mepet juga tiba di stasiun, kereta sudah mau berangkat. Begitu duduk, ganti baju Titan yang kuyup kereta berjalan. Selamat tinggal Malang....
![]() |
Agro Anggrek Malang-Jakarta |
Trip to Jawa Timur #3
Bangun pagi dengan semangat walau sudah mulai lelah. Titan agak batuk semalam. Kelelahan dan dingin rupanya mulai menganggu. Tapi, dia bangun dengan ceria dan segera bersiap sarapan. Hari ini kami akan ke Jatim Park.
Hotel yang kami pilih nyaman sekali. Makanannya pun enak. Sarapannya juga bagus. Nggak nyesel nginap di sini. Pagi itu kami sarapan sambil menikmati hawa sejuk kaki Gunung Arjuno. Ah, indahnya hidup....
Dari hotel kami naik taksi ke Jatim Park. Antrian masuk lumayan juga, tapi pelayanannya cukup cepat. Karena waktu yang terbatas (Titan ingin ke Museum Angkut), kami memilih ke Secret Zoo dan Ecopark saja. Setelah dapat tiket (bentuknya gelang kertas), kami mulai masuk ke secret zoo.
Bentuknya seperti kebun binatang mini. Lumayan lengkap juga koleksinya, dan kami bisa melaluinya dengan cepat karena jalurnya sudah teratur. Selain koleksi hewan mamalia, koleksi reptil, dan aneka ikan juga lumayan lengkap dan edukatif. Di setiap kandang diberikan keterangan yang lumayan memadai mengenai spesies yang dipamerkan.
Dari secret zoo kami masuk ke ecopark. Di sini kalau saya bilang lebih menarik dan lebih edukatif. Begitu masuk kami langsung disuguhi miniatur terjadinya banjir dan tanah longsor. Sayang memang kurang keterangan. Di sana juga ada berbagai benda yang dibuat dari barang bekas (moniitor dan tv bekas, mobil bekas, potongan kayu). Kami masuk ke Eco Green Park yang tulisannya disusun dari 1.221 ekor kumbang! Ada juga hiasan yang dibuat dari ribuan kupu-kupu yang dikeringkan. Keren sekali.
Di sini juga ada berbagai permainan yang edukatif (Titan nggak mau pulang karena keasikan main), cara mendaur ulang sampah agar jadi kompos dan aneka kebun sayuran (saya jadi tahu bentuknya tanaman lobak). Buat tenpat ini saya acungin jempol deh!
Serunya lagi, di sini banyak disiapkan spot buat foto-foto. Beberapa lukisan 3D, ada maze pohon (dulu saya lihat ini di Wina, Austria), ada spot foto bersama burung macau (seperti di Bali Bird Park). Puas2in deh bikin foto...
Dari Ecopark kami melanjutkan perjalanan ke Museum Angkut. Seharusnya ada shuttle untuk pindah dari Jatim Park ke Museum Angkut, karena ternyata masih satu grup juga. Tapi, sayangnya informasinya gak jelas. Akhirnya kami terkatung-katung gak jelas sampe ditolong oleh petugas parkir. Kami dibonceng ke Museum Angkut. Dia sampai jalan 2 trip karena kami bertiga gak mungkin naik di satu motor. Hebatnya lagi dia gak mau dibayar. Wahhh, sangat customer oriented.
Di Museum Angkut (Museum ini baru dibuka), ada segala jenis kendaraan dari Pedati sampe Aston Martin. Wah, Titan yang sudah terkantuk kantuk kelelahan malah sibuk bergaya di depan segala jenis mobil dan truk. Bagusnya lagi, spot untuk foto di sini juga gak kalah banyak. Puas deh.
Area pamerannya dibagi ikut zona-zona: ada zona eropa. amerika, dan Jakarta. Paling saya suka adalah area Jakarta. Ada pecinan, Pelabuhan Sunda Kelapa, sampe area kota tua Jakarta. Keren banget dah.
Museum ini nggak terlalu bernilai edukatif seperti ecopark. Tapi buat yang suka lihat mobil-mobil klasik bisa banyak ditemui di sini.
Ah, puas sudah menjelalahi di sini. Sayang memang di sini gak ada tempat makan yang khas. Akhirnya kami memutuskan kembali ke hotel dan makan di hotel saja, karena makanannya enak dan harganya gak terlalu mahal. Sedap dan kenyang.....
Hotel yang kami pilih nyaman sekali. Makanannya pun enak. Sarapannya juga bagus. Nggak nyesel nginap di sini. Pagi itu kami sarapan sambil menikmati hawa sejuk kaki Gunung Arjuno. Ah, indahnya hidup....
![]() |
View dari Balkon Kamar |
![]() |
Yuk, sarapan..... |
![]() |
Putu Mayang yang freshly made, masih anget... |
![]() |
Mobil ini keluaran tahun 1949. Parkir di lobby hotel |
Bentuknya seperti kebun binatang mini. Lumayan lengkap juga koleksinya, dan kami bisa melaluinya dengan cepat karena jalurnya sudah teratur. Selain koleksi hewan mamalia, koleksi reptil, dan aneka ikan juga lumayan lengkap dan edukatif. Di setiap kandang diberikan keterangan yang lumayan memadai mengenai spesies yang dipamerkan.
Dari secret zoo kami masuk ke ecopark. Di sini kalau saya bilang lebih menarik dan lebih edukatif. Begitu masuk kami langsung disuguhi miniatur terjadinya banjir dan tanah longsor. Sayang memang kurang keterangan. Di sana juga ada berbagai benda yang dibuat dari barang bekas (moniitor dan tv bekas, mobil bekas, potongan kayu). Kami masuk ke Eco Green Park yang tulisannya disusun dari 1.221 ekor kumbang! Ada juga hiasan yang dibuat dari ribuan kupu-kupu yang dikeringkan. Keren sekali.
Di sini juga ada berbagai permainan yang edukatif (Titan nggak mau pulang karena keasikan main), cara mendaur ulang sampah agar jadi kompos dan aneka kebun sayuran (saya jadi tahu bentuknya tanaman lobak). Buat tenpat ini saya acungin jempol deh!
![]() |
Asyik main |
Ini dibuat dari 1.221 ekor kumbang |
Lukisan ini dibuat dari kupu-kupu yang dikeringkan |
Serunya lagi, di sini banyak disiapkan spot buat foto-foto. Beberapa lukisan 3D, ada maze pohon (dulu saya lihat ini di Wina, Austria), ada spot foto bersama burung macau (seperti di Bali Bird Park). Puas2in deh bikin foto...
![]() |
Tukang duren yang keren |
Di Museum Angkut (Museum ini baru dibuka), ada segala jenis kendaraan dari Pedati sampe Aston Martin. Wah, Titan yang sudah terkantuk kantuk kelelahan malah sibuk bergaya di depan segala jenis mobil dan truk. Bagusnya lagi, spot untuk foto di sini juga gak kalah banyak. Puas deh.
Area pamerannya dibagi ikut zona-zona: ada zona eropa. amerika, dan Jakarta. Paling saya suka adalah area Jakarta. Ada pecinan, Pelabuhan Sunda Kelapa, sampe area kota tua Jakarta. Keren banget dah.
Museum ini nggak terlalu bernilai edukatif seperti ecopark. Tapi buat yang suka lihat mobil-mobil klasik bisa banyak ditemui di sini.
Ah, puas sudah menjelalahi di sini. Sayang memang di sini gak ada tempat makan yang khas. Akhirnya kami memutuskan kembali ke hotel dan makan di hotel saja, karena makanannya enak dan harganya gak terlalu mahal. Sedap dan kenyang.....
Monday, 4 August 2014
Trip to Jawa Timur #2
Pukul 02 dinihari kamar kami digedor orang yang bangunin. Ternyata orang salah kamar. Hadeuh masih ngantuk. Akhirnya kami coba merem lagi sebentar sebelum akhirnya bersiap untuk berangkat ke Pananjakkan. Titan dibangunkan dan dipakein jaket 3 lapis.
Kami sempat memasukkan satu bantal ke dalam daypack sebagai persiapan Titan kalo masih ngantuk di perjalanan.
Jam 02.30 pagi kami berangkat, pakai Daihatsu Feroza. Dingin udara pagi itu luar biasa. Tapi jalan ke arah Pananjakkan sudah luar biasa ramai. Karena long weekend jadi ramainya minta ampun. Titan sangat senang. Dia nggak mau tidur lagi malah heboh terguncang guncang dalam jeep yang menanjak jalanan yang sepertinya sih terjal.
Pukul 03 pagi kami turun dari jeep karena sudah tidak mungkin lagi naik ke atas. Jalanan sudah penuh oleh antrian parkiran jeep-jeep yang mengangkut para pengunjung. Akhirnya kami berjalan kaki naik ke Pananjakan.
Sempat ada rasa kuatir Titan akan rewel. Hanya dua kali dia minta gendong karena lelah dan dingin dan ngantuk. Tapi hanya sebentar dia lanjutkan berjalan kaki. Ah, jagoan kecilku hebat sekali.
Menjelang pukul 4 kami tiba di atas. Di tempat ratusan orang sudah berkumpul menunggu sunrise. Udara dingin luar biasa. Titan mulai rewel. Tiga lapis jaket, topi rajutan, syal, dan kaos tangan tidak sanggup menghalau dingin. Kami menggigil menunggu sunrise.
Pukul 05 pagi. Mentari pagi mulai nampak. Cahayanya menerangi Bromo dan sekitarnya. Udara masih sangat dingin. Tangan yang gemetaran ditambah Titan yang mulai marah-marah karena dingin ditambah dengan ratusan orang yang berebut mengabadikan sunrise, memotret jadi sangat mustahil.
Setelah memaksa mencari celah di antara ratusan manusia...here come the sunrise..
Rasanya gak sia-sia melawan dingin dan kantuk. Indah sekali.
Matahari merambat naik, kami segera turun. Berjalan kaki menuju jeep. Di perjalanan kami berhenti untuk naik ke tebing di tepi jalan dan tak lama kami takjub menyaksikan keindahan Bromo dari situ. Seperti negeri di atas awan. Wah, tau gini sih mendingan foto sunrise dari sini aja. Sepi, nggak terganggu dan gak terhalang apapun. Sementara di sisi satunya jalanan dipenuhi jeep yang mengular menuju ke lautan pasir.
Kami melanjutkan perjalanan ke lautan pasir menjelang kawah Bromo. Rencananya kami akan naik ke kawah. Tapi, melihat lautan manusia ditambah Titan yang sudah kelelahan akhirnya kami batalkan dan hanya berfoto saja di area lautan pasir. Pemandangan sekeliling luar biasa cantik. Sayang memang karena banyak kuda yang digunakan untuk naik ke kawah kami harus ekstra hati-hati saat berjalan supaya nggak menginjak pup kuda. Titan ngomel-ngomel lagi karena baunya memang menyengat hihihi...sabar atuh sayangku, kan nggak tiap hari juga lihat yang beginian....
Puas berpanas-panas kami segera kembali ke penginapan, mandi, packing, dan makan pagi. Sarapan pagi itu luar biasa. Saya menghabiskan dua piring nasi goreng dan segelas kopi. Sedaaaap sekali......
Setelah sarapan kami segera melanjutkan perjalanan menuju Batu. Kami tiba di Batu disambut kemacetan jalan dan baru masuk hotel pukul 19. Lelahnya luar biasa....tapi juga senang luar biasa....
Kami sempat memasukkan satu bantal ke dalam daypack sebagai persiapan Titan kalo masih ngantuk di perjalanan.
Jam 02.30 pagi kami berangkat, pakai Daihatsu Feroza. Dingin udara pagi itu luar biasa. Tapi jalan ke arah Pananjakkan sudah luar biasa ramai. Karena long weekend jadi ramainya minta ampun. Titan sangat senang. Dia nggak mau tidur lagi malah heboh terguncang guncang dalam jeep yang menanjak jalanan yang sepertinya sih terjal.
Pukul 03 pagi kami turun dari jeep karena sudah tidak mungkin lagi naik ke atas. Jalanan sudah penuh oleh antrian parkiran jeep-jeep yang mengangkut para pengunjung. Akhirnya kami berjalan kaki naik ke Pananjakan.
Sempat ada rasa kuatir Titan akan rewel. Hanya dua kali dia minta gendong karena lelah dan dingin dan ngantuk. Tapi hanya sebentar dia lanjutkan berjalan kaki. Ah, jagoan kecilku hebat sekali.
Menjelang pukul 4 kami tiba di atas. Di tempat ratusan orang sudah berkumpul menunggu sunrise. Udara dingin luar biasa. Titan mulai rewel. Tiga lapis jaket, topi rajutan, syal, dan kaos tangan tidak sanggup menghalau dingin. Kami menggigil menunggu sunrise.
Pukul 05 pagi. Mentari pagi mulai nampak. Cahayanya menerangi Bromo dan sekitarnya. Udara masih sangat dingin. Tangan yang gemetaran ditambah Titan yang mulai marah-marah karena dingin ditambah dengan ratusan orang yang berebut mengabadikan sunrise, memotret jadi sangat mustahil.
Setelah memaksa mencari celah di antara ratusan manusia...here come the sunrise..
Rasanya gak sia-sia melawan dingin dan kantuk. Indah sekali.
Matahari merambat naik, kami segera turun. Berjalan kaki menuju jeep. Di perjalanan kami berhenti untuk naik ke tebing di tepi jalan dan tak lama kami takjub menyaksikan keindahan Bromo dari situ. Seperti negeri di atas awan. Wah, tau gini sih mendingan foto sunrise dari sini aja. Sepi, nggak terganggu dan gak terhalang apapun. Sementara di sisi satunya jalanan dipenuhi jeep yang mengular menuju ke lautan pasir.
Kami melanjutkan perjalanan ke lautan pasir menjelang kawah Bromo. Rencananya kami akan naik ke kawah. Tapi, melihat lautan manusia ditambah Titan yang sudah kelelahan akhirnya kami batalkan dan hanya berfoto saja di area lautan pasir. Pemandangan sekeliling luar biasa cantik. Sayang memang karena banyak kuda yang digunakan untuk naik ke kawah kami harus ekstra hati-hati saat berjalan supaya nggak menginjak pup kuda. Titan ngomel-ngomel lagi karena baunya memang menyengat hihihi...sabar atuh sayangku, kan nggak tiap hari juga lihat yang beginian....
Puas berpanas-panas kami segera kembali ke penginapan, mandi, packing, dan makan pagi. Sarapan pagi itu luar biasa. Saya menghabiskan dua piring nasi goreng dan segelas kopi. Sedaaaap sekali......
Setelah sarapan kami segera melanjutkan perjalanan menuju Batu. Kami tiba di Batu disambut kemacetan jalan dan baru masuk hotel pukul 19. Lelahnya luar biasa....tapi juga senang luar biasa....
Subscribe to:
Posts (Atom)